Pernah Jajal Berbagai Pretasi Internasional, Kini Jadi Guru di Jambi
Lulu Manurung merupakan mantan atlet senam nasional yang sukses mengharumkan nama Indonesia di diberbagai kejuaraan senam Internasional. Kini, dia bukan lagi menjadi seorang atlet, melainkan seorang pelatih yang tengah konsen menangani Persani di Provinsi Jambi dan menjadi guru
TIDAK hanya sebagai pelatih berbakat, Lulu Manurung juga menjiwai dunia senam. Buktinya, berkat tangan dinginnya, sederetan prestasi berhasil diraih oleh pesenam Jambi. Terakhir ia sukses mengantarkan Jambi meraih tiga medali emas dan 1 perak diajang PON Remaja 2014 di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) kemarin.
Lulu juga terlahir dari keluarga pesenam pasangan Bonar Manurung dan Ibu Reni Sianifar. Bahkan sang ayah, Bonar Manurung merupakan seorang pelatih senam Sumetera Utara (Sumut). Tidak hanya itu, sosok sang ayah merupakan motivasi dikala dia menaklukan sebuah pertandingan di ajang Internasional.
Berkat prestasi yang diraihnya ditingkat Nasional, seharusnya sejak SD dia sudah dilirik untuk bergabung sebagai pesenam binaan Persani pusat yang bermarkas di Ragunan. Namun, karena alasan usia tawaran tersebut ditolak oleh orang tuanya. Hingga ditahun 1988 saat duduk dikelas 3 SMP dia memutuskan untuk bergabung di tim senior Sumut di ajang Pra Kualifikasi PON dan berhasil meraih 1 medali emas dan 1 perak. Lulu pernah mendapatkan tawaran untuk bergabung ke Ragunan tidak ditolaknya setelah dia berhasil mempersembahkan medalai perak di PON tahun 1989 untuk Sumut.
Sejak memutustakan bergabung bersama pesenam Nasional di Ragunan, rupanya karirnya semakin menajak, sejumlah prestasi Internasional berhasil ia capai. Prestasi-prestasi puncaknya ketika berhasil mempersembahkan medali perak sebagai Juara II beregu putra ASIAN Pelajar, di Kuala Lumpur, Malaysia Tahun 1991. Prestasi itu, kian dilengkapi dengan raihan Juara III beregu putra di Sea Games XVI Manila, Philipina di tahun yang sama.
Tidak hanya sampi di situ, ditahun berikutnya, dia juga berhasil meraih Juara II beregu putra di Sea Games XVII , Singapura Tahun 1993, serta semakin lengkap lagi ketika dirinya kembali meraih Juara II beregu putra Sea Games XVIII Chiang Mai, Thailand Tahun 1995.
“Untuk masuk ke Ragunan, sebenarnya termasuk yang terlambat, karena saat itu saya sudah duduk di bangku SMA. Akan tetapi waktu itu tidak membuat semangat saya hilang, mesti harus mengulang dari nol di banding rekan-rekan pesenam lainnya,” ujar suami dari Marnala Susana, saat ditemui di Gedung Perasani, Kotabaru, kemarin.
Memang tidak salah lagi, dengan disiplin dan tekad yang kuat, ayah dari Lois, Axel dan Felice ini kembali mencatatkan prestasinya di tingkat Internasional. Kali ini ia berhasil menyabet juara I perseorangan seluruh atlet, juara I perseorangan gelang-gelang, juara II perseorangan kuda lompat yang dilaksanakan antar club di Moskow, Rusia pada tahun 1997. Rupanya ditahun ini ia berhasil kembali mencatatkan prestasinya, yakni sebagai juara II beregu putra dan Juara III perseorangan gelang-gelang di Sea games XIX, Jakarta.
“Waktu itu porsi latihan saya memang berbeda dengan kawan-kawan lainnya, saya menambah porsi tersebut dengan memilih tinggal di tempat latihan bersama satu rekan lainnya. Ya, kalau tidak begitu kita pasti akan kalah, karena saya kan terhitung masih baru bergabung di Ragunan,” sebutnya.
Dengan prestasi ini, membat dia semakin menekuni dunia senam yang telah digelutinya sejak masih belia beberapa tahun silam. Hasilnya Lulu yang saat ini juga tengah mengajar di SMPN 5 kota Jambi kembali meraih prestasi gemilang. Di tahun 1998, ia meraih peringkat IV perseorangan gelang-gelang Pre Commonwealth Games Gymnastic Championships di Kuala Lumpur, Malaysia. Selanjutnya, Juara I beregu putra dan juara II perseorangan palang tunggal Seagcon di Medan pada tahun 2000.
“Ditahun 2001 saya diperingkat V perseorangan gelang-gelang, peringkat V perseorangan seluruh alat, peringkat VII perseorangan Palang Tunggal di International Bosphorus Gymnastic Tournament, Istambul, Turki. Setelah itu Juara III beregu putra dan juara III perseorangan gelang-gelang Sea Games XXI Malaysia tahun 2001,” jelasnya.
Hingga akhirnya tahun 2008 lalu, ia memutuskan untuk mengabdikan ilmunya setelah mendapat tawaran sebagai pelatih senam di Provinsi Jambi. Saat itu, ia dipercaya sebagai pelatih senam Artistic Putri Jambi yang dipersiapkan untuk menuju PON Kalimantan XVI di tahun 2008. Selanjutnya PON XVIII di Riau tahun 2012 ia kembali dipercaya sebagai pelatih Senam Artistik Putri Jambi. Hingga saat ini ia tengah pukus sebagai pelatih Senam Artistik Putra Pelatda Merpati Emas Jambi dari 2013 kemarin.
“Awal di Jambi dulu sangat berat sekali, saya digedung senam ini sering sendiri, mungkin dunia senam masih terlalu asing, latihannya aja buka 2 kali seminggu, tapi sekarang kita latihan hampir setipa hari dan hingga tidak ada waktu yang tersisa,” jelasnya.
Menjadi seorang pelatih juga tidak semudah membalikakn telapak tangan. Terutama saat awal dia mulai memutuskan untuk fokus berada di Jambi. Namun hal itu dapat dilaluinya berkat dukungan orang-orang yang selama ini selalu memberikan perhatiannya terhadap dunia senam khususnya di Provinsi Jambi.
“Saya benar-benar mengucapkan terima kasih kepada ibu Yusniana selaku ketua umum kita. Berkat beliau kita merasa sangat terbantu sekali terutama untuk kebutuhan dan keperluan latihan. Kini berkat beliau anak-anak saya lihat semakin bertambah gairah dan termotivasi. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eva Lam yang selalu mendampingi latihan kita dan selalu mengevaluasi beberapa program yang kita jalankan,’ tukasnya. ***
Sumber: http://www.jambiekspres.co.id/berita-19621-mengenal-lebih-dekat-lulu-manurung-pelatih-senam-provinsi-jambi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar