Selasa, 31 Maret 2015

Olahraga Membentuk Watak Bangsa

Selasa, 9 September 2014

Olahraga Membentuk Watak Bangsa

Perayaan Hari Olahraga Nasional yang ke-31 di Stadion Sriwedari Surakarta, Tahun 2014

Surakarta. Olahraga membentuk watak seseorang - sportivitas, semangat kerjasama untuk mencapai tujuan bersama atau teamwork, kejujuran, semangat kompetisi dan meraih prestasi dengan kekuatan sendiri.  Pendek kata, watak yang diperlukan bagi kemajuan pribadi dan kemajuan bangsa.  

“Benar, bahwa kemajuan kita sebagai bangsa pada akhirnya ditentukan oleh watak bangsa dan watak bangsa ditentukan oleh watak masing-masing warga bangsa itu,” kata Wakil Presiden Boediono dalam perayaan Hari Olahraga Nasional yang ke-31 di Stadion Sriwedari Surakarta, Jawa Tengah, 9 September 2014. Turut mendampingi Wapres adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Surakarta FX Rudyatmo. 

Enam puluh enam tahun lalu, kata Wapres, pada tahun 1948, di Surakarta ini digelar Pekan Olahraga Nasional yang pertama, salah satu perhelatan berskala nasional penting yang dilaksanakan oleh Republik. Pada waktu itu bangsa kita sedang berjuang untuk mempertahankan Republik yang masih muda dari berbagai tantangan, gangguan dan rongrongan dari dalam dan luar negeri.  

Selain untuk memberikan kesempatan kepada para atlet kita untuk meraih prestasi, lanjutnya, Pekan Olahraga Nasional itu jelas dimaksudkan untuk memperkuat semangat juang, persaudaraan dan semangat persatuan bangsa di tengah-tengah tantangan berat pada waktu itu.

“Hari ini kita memperingatinya sebagai Hari Olahraga Nasional, juga untuk tujuan yang sama, yaitu untuk menguatkan semangat juang kita untuk menghadapi tantangan bangsa masa kini.  Tantangan itu adalah membangun bangsa ini, dan jalurnya melalui pembangunan keolahragaan nasional,” kata Wapres. 

Wapres menginginkan agar olahraga harus menjadi bagian dari hidup sehari-hari, mulai dari usia dini. “Saya ingin melihat kesadaran berolahraga mulai ditanamkan sejak usia pra-sekolah oleh orangtua, para guru dan pengasuh anak-anak kita,” katanya. 

Wapres juga ingin melihat olahraga benar-benar menjadi bagian dari praktek pendidikan di semua tingkat pendidikan, menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar di setiap sekolah, di setiap tingkatan, di setiap daerah di seluruh tanah air. Berolahraga, Wapres melanjutkan, atau mengajarkan pendidikan jasmani tidak harus mahal dan tidak butuh peralatan yang mahal.  “Kreativitas guru lah yang sangat menentukan,” katanya.

Di bidang olahraga prestasi, lanjutnya, pembinaan yang sistematis dan berwawasan jangka panjang adalah kunci bagi keberhasilan.  Penanganan tidak boleh jangka pendek, sepotong-sepotong, terputus-putus dan stop and go. “Kita bisa belajar model pembinaan yang efektif dari negara-negara lain yang sukses.  Kita perlu mensinergikan kemampuan pemerintah dan masyarakat termasuk dunia usaha. Tapi pemerintah harus tetap sebagai penjuru, yang menentukan blue print rencana jangka panjangnya,” kata Wapres. 

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, potensi olahraga Jawa Tengah sangat besar dengan jumlah atlit dan bibit-bibit potensinya yang mencukupi dan bakat yang terus dikembangkan. Setiap kabupaten/kota juga berupaya untuk terus mengembangkan venue atau lokasi cabang-cabang olahraga dengan standar nasional. “Banyak perhatian kepada olahragawan yang harus diperhatikan, terutama masa depannya,” katanya. 

Salah satu yang sedang dipacu adalah Kota Salatiga, penghasil cabang atletik nasional, yang diproyeksikan menjadi atletik dunia. Berbagai venue pun dikembangkan untuk mencapai standar internasional. “Semoga Jawa Tengah bisa semakin banyak menyumbangkan atlit handal dalam event internasional, apalagi menjelang Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pada Tahun 2018,” kata Gubernur Jawa Tengah.  

Dalam kesempatan itu sejumlah penghargaan diberikan kepada atlit, mantan atlit, wasit dan pelatih Indonesia yang telah mengukir prestasi di tingkat nasional dan internasional antara lain Diajeng Theresa Singgih, peraih medali emas Kejurnas Catur Seluruh Indonesia 2013 dari SD Negeri Kotamobagu, Jawa Barat, Rafidhiya Muhammad dari SMP Bakti Bangsa, juara 1 Kejurnas Sportama Junior Series II Lampung 2014, Nadia Haq Umami dari SMA Al Islam I Surakarta Juara II Asean School 2013 untuk pencak silat dari Jawa Tengah.  

Selain itu juga diberikan penghargaan bidang olahraga kepada pelaku olahraga berprestasi antara lain kepada Lulu Manurung, wasit senam artistik asal Jambi yang pernah berlaga di kejuaran dunia Arab Games 2011 dan Sea Games 2011; Zulfikar Sulaiman pelatih wushu dari Kalimantan Timur yang banyak melatih atlet nasional dan mantan atlit Nurfitriyana, mantan atlit panahan peraih Medali Perak Olympiade Seoul Tahun 1988. 

Juga ditandatangani prasasti revitalisasi Stadion Sri Wedari Solo oleh Wapres Boediono, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

****
sumber: http://www.wapresri.go.id/index/preview/berita/24462

Tidak ada komentar:

Posting Komentar